Mencari keihklasan dalam melaksanakan shalat episiode 1 ( satu )
Shalat itu di awali dari niat.
Niat itu letaknya di hati. Ketika hati sudah mengawalinya, sudah terkandung di dalamnya sebuah keihklasan. Suatu pekerjaan apapun pasti di awali oleh niat, kemudian niat itu dicerna oleh otak manusia. Otak manusia / pemikiran manusia melalui urat saraf perintah, memerintahkan anggota tubuh manusia untuk bergerak sesuai dengan forsinya masing - masing.
Mengapa niat hati yang ihklas itu bisa berubah menjadi tidak ihklas ?
Hati manusia adalah seonggok daging yang di bentuk sedimikian rupa oleh Allah swt yang di antaranya berfunsi menetralisir segala tindakan atau perbuatan manusia, sebagai timbangan rasa hasil perbuatan manusia, meneguhkan keyakinan ketika akan melakukan sesuatu, menjawab segala apa yang di proses oleh otak manusia dan sebagai tempat komunikasi diri ketika menemukan kesulitan atau kesenangan.
Pada dasarnya kebanyakan manusia sangatlah sulit mempertahankan yang sudah menjadi niat dalam melaksanakan shalat. Semua itu di sebabkan karena di antara niat dan pelaksanaan itu melintasi ruang waktu. Melintasi ruang waktu yang di maksud adalah niat dan pelaksanaan berantara dengan jarak atau ada antaranya. Semisal saat ini kita niat shalat zuhur, Tentu tidak mungkin begitu niat kita langsung melaksanakannya. Tentu sebelum melaksanakan niat shalatnya, kita harus mempersiapkan diri , seperti membersihkan badan, berpakaian, berjalan menuju masjid dan lain -lain.
Zarak antara niat dan pelaksanaan inilah yang menjadikan niat shalat yang tulus tadi bercampur dengan hal - hal yang di kelolah melalui otak / pemikiran manusia, dan hal itu menyebabkan kebanyakan hilangnya sebuah keihklasan.
Sebenarnya untuk mempertahankan keihklasan itu tidak harus menggunakan biaya, hanya yang perlu di jaga di sini adalah segala apa yang di lakukan ketika menjelang pelaksanaanya seperti kesabaran dan menjaga diri dari hal - hal yang membatalkan ihklas. Semisal ada sesuatu yang kurang ketika kita mau mandi, dan berpakaian, lantas kita menunjukan rasa marah kepada orang- orang yang ada di rumah. Kemudian kita berjalan menuju masjid kita tidak bisa menjaga mata dan hati saat melihat orang lain yang tidak melaksanakan shalat atau melihat suatu perbuatan yang di larang agama.
Rasa hati yang marah walau tidak terucap ketika di rumah dan berjalan menuju masjid ada rasa mencemoh orang walau tidak terucap itu sudah merupakan merusak niat hati yang ihklas tadi. Kenapa....? Karena niat kita sebelum di laksanakan sudah di kotori dengan perasaan - perasaan lain yang akan menjadikan pelaksanaan shalat kita terbebani oleh hal - hal lain pula.
Rasulullah bersabda :
"Ingatlah, sesungguhnya di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging,jika segumpal daging itu baik, maka seluruh tubuh juga baik. Jika segumpal daging itu rusak, maka seluruh tubuh juga rusak. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati." ( HR. Muslim. diriwayatkan juga oleh, Al Bukhari, At. Tirmidzi, An-Nasa'i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad dan Ad-Darimi )
Proses pemikiran kitalah yang megelabui dari pada yang sudah menjadi niat, sehingga mencampur adukkan dengan susuatu aktifitas dunia, yang pada akhirnya menutupi keihklasan awal niat.
Wassalam
Artikel selanjutnya>>>>>>>>>>