Manusia Lebih Patuh Kepada Jinn

Rob Hjorth


Jinn itu tidaklah istimewa layaknya seperti yang di sanjung - sanjung manusia kebanyakan. Bahkan Jin di ciptakan Allah tidak sesempurna manusia. Dari mana pula seorang manusia bisa mengatakan Jinn adalah sosok yang hebat, sehingga bisa membawa mamfaat bagi manusia.

Kesalahan-kesalahan penafsiran ini menjadikan banyak manusia menjadi benar-benar tersesat dari jalan Allah yang sesungguhnya. Meyakini Jinn sebagai mahluk yang luar biasa sangat tidak beda  dengan seorang anak manusia yang berangan-angan tinggi dalam segala bidang baik kesaktian maupun kemewahan dunia.

"Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa," ( Surat Al-Baqarah Ayat 2 )

Allah Berfirman agar manusia beriman dengan adanya ghaib.


"(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka." ( Surat Al- Baqarah Ayat 3 )

Beriman kepada apa yang di Firmankan Allah berarti harus  meyakini. Namun meyakini yang ghaib di jadikan sebahagian manusia bahan untuk mengupas tentang keghaibpan Jin. Padahal yang di maksud Allah SWT hanya untuk beriman atau mempercayainya sebagai mahluk ciptaan Allah yang ghaib dari pandangan manusia.

"dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat." ( Surat Albaqarah Ayat 4 )
Allah SWT Berfirman untuk beriman kepada Kitab Al-qur'an. Tetapi hanya sebagian kecil manusia mencari tau, membaca, memahami dan melaksanakan isi dari kandungannya. Adapun kebanyakan hanya membacanya, tetapi tidak di fahami akan maksudnya, sehingga apa yang sudah di bacan hanya sebagai pepesan kosong tanpa mengerti apa yang harus di lakukan.

Beda dengan mencari tau tentang keghaibpan Jinn, manusia berbondong-bondong untuk melakukan ritual-ritual tertentu agar bisa mendapatkan pertolongan Jinn yang di anggapnya Jinn mempunyai sesuatu yang lebih sehingga akan memberinya mamfaat . Perbuatan ini sangat berdampak negatif dari prilaku manusia yang akan menggiring cara berfikir lebih mendekatkan diri kepada mahluk Allah yang ghaib itu. Bukan kepada yang menciptakan-Nya.

Secara keTuhanan,  meyakini bahwa sesuatu atau mahluk yang di ciptakan-Nya bisa memberi mamfaat, seperti rezeki, dan pertolongan - pertolongan yang tidak karena Allah itu adalah syirik atau sudah menduakan Allah SWT.

Firman Allah SWT:


"Dan (ingatlah) hari diwaktu Allah menghimpunkan mereka semuanya (dan Allah berfirman): "Hai golongan jin, sesungguhnya kamu telah banyak menyesatkan manusia", lalu berkatalah kawan-kawan meraka dari golongan manusia: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya sebahagian daripada kami telah dapat kesenangan dari sebahagian (yang lain) dan kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami". Allah berfirman: "Neraka itulah tempat diam kamu, sedang kamu kekal di dalamnya, kecuali kalau Allah menghendaki (yang lain)". Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui." ( Surah Al- An'am Ayat 128 )
"Dan demikianlah Kami jadikan sebahagian orang-orang yang zalim itu menjadi teman bagi sebahagian yang lain disebabkan apa yang mereka usahakan." ( Surah Al-An'am Ayat 29 )


Baca Artikel terkait




Posting Komentar

0 Komentar